Aceh Tamiang Siaga Bencana Hidrometeorologi Hingga 20 Januari: Waspada Banjir, Tanah Longsor, dan Angin Kencang
KUALASIMPANG – Kabupaten Aceh Tamiang telah memasuki status siaga bencana hidrometeorologi, dengan potensi terjadinya banjir, tanah longsor, dan angin kencang. Peringatan ini dikeluarkan berdasarkan surat terusan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kepada Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada 11 Januari 2025.
Penyebab Bencana Hidrometeorologi di Aceh Tamiang
Bencana ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aktifnya gelombang atmosfer Rossby ekuatorial. Selain itu, terdapat juga daerah belokan angin dan konvergensi yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh. Kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di perairan utara dan barat Aceh juga berpotensi meningkatkan penguapan yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery, hujan yang disertai petir dan angin kencang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang. “Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang berpotensi menyebabkan bencana di wilayah Aceh,” ujar Bayu, sapaan akrab Iman Suhery.
Periode Bencana: 11-15 Januari dan 16-20 Januari 2025
Berdasarkan data yang terpantau, bencana ini sudah terjadi pada periode pertama, yaitu 11 hingga 15 Januari, dan diperkirakan akan berlanjut hingga 20 Januari 2025. Aceh Tamiang sendiri diprediksi menghadapi puncak bencana pada periode kedua. Mengingat intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, BPBD Aceh Tamiang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
Antisipasi Dini dan Sosialisasi Ke Masyarakat
Iman Suhery menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan antisipasi dini. Pihaknya sudah menyosialisasikan informasi terkait bencana hidrometeorologi ini kepada seluruh jajaran pemerintah daerah sebagai langkah preventif. Bayu juga menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak mengabaikan peringatan ini guna menghindari potensi bencana yang lebih besar.
Banjir dan Tanah Longsor Melanda Aceh Tamiang
Sebagai contoh, dalam dua hari terakhir, sejumlah kecamatan di Aceh Tamiang dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi. Banjir tersebut disertai dengan bencana tanah longsor di Kampung Lubuksidup, Kecamatan Sekerak, dan Kampung Batangara, Kecamatan Bandarpusaka. Meski tidak ada korban jiwa, bencana ini sempat mengganggu mobilisasi masyarakat karena titik longsor merupakan jalur utama transportasi.
“Alhamdulillah, titik longsor telah berhasil kami bersihkan dan jalur transportasi sudah kembali normal. Namun, kami tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” kata Bayu.
Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat Aceh Tamiang dapat lebih siap menghadapi potensi bencana dan selalu mengutamakan keselamatan.